Halaman

Kamis, 29 Oktober 2015

Diksi Dalam Bahasa Indonesia [Bahasa Indonesia]


TUGAS TERSTRUKTURAL

Bahasa Indonesia
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
Nauriatul Muharramah, SEI, M.Pd.i
Diksi dalam bahasa indonesia

Oleh :
Kelompok III
Nama
NIM







INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
BANJARMASIN
1436 H/2015
KATA PENGANTAR
            Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam karena atas berkat rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya yang telah dianugrahkan-Nya kepada kami berupa akal dan fikiran yang jernih sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah yang sangat sederhana ini.
            Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada sang figur ummat, pembawa rahmat yang telah membawa ummat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti sekarang ini yaitu Nabiyullah Muhammad SAW.
            Kemudian terima kasih juga kami ucapkan kepada ibu Nauriatul Muharramah, SEI, M.Pd.i selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melakukan pengkajian mengenai struktur yang ada didalam bahasa Indonesia.
            Terakhir, kami juga menyadari bahwa apa yang kami tulis didalam makalah ini masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan baik dari segi bahasa, penulisan, analisis atau bahkan isinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Banjarmasin, Oktober 2015

Tim penulis








I
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang majemuk, baik itu dari suku, adat, agama, kepercayaan bahkan dalam hal bahasa sekalipun. Tercatat ada sekitar 700-an bahasa yang ada di Nusantara ini. Oleh karena itu, diperlukan sebuah bahasa yang menyatukan bahasa-bahasa tersebut.
Bahasa Indonesia merupakan pemersatu dari seluruh bahasa yang ada di Negara ini sehingga akan memudahkan dalam berkomunikasi dengan orang atau pegawai pemerintahan.
Namun, tentu terjadi kesulitan bagi orang-orang yang telah terbiasa menuturkan bahasa daerahnya masing-masing untuk menuturkan bahasa indonesia kesulitan yang sering dihadapi mereka hadapi adalah dalam hal penyusunan dan pemilihan kata-kata agar menjadi seebuah kalimat yang keluar dari mulutnya itu terdengar sopan santun sesuai dengan ciri khas bangsa indonesia yang sejati. Jadi untuk bisa memperbaiki dalam hal penuturan maka dibagi lah bahasa Indonesia itu kedalam pembahasan-pembahasan yang akan mempermudah bagi para penuturnya.
B.     Rumusan Masalah
Setiap hal yang diungkap selalu mempunyai sebuah pokok permasalahan sehingga kami pun juga akan mengulas permasalahan yang ada didalam makalah ini kedalam bentuk sebuah pertanyaan yang sederhana, yaitu:
1.      Apakah yang dimaksud dengan pemilihan kata...?
2.      Apakah syarat-syarat dalam pemilihan kata itu.....?
3.      Ada kah bagian-bagian yang mendukung pemilihan kata itu...?


1
C.   Tujuan Penulisan
Layaknya sebuah pelayaran yang menuju daratan, didalam penulisan makalah ini kami juga mempunyai sebuah tujuan yang kami rumuskan didalam kalimat ini, yaitu
1.      Mengetahui bersama apa itu pemilihan kata
2.      Mengetahui syarat-syarat pemilihan kata yang benar
3.      Mengetahui tentang bagian-bagian yang termasuk didalam pemilihan kata















2
DAFTAR ISI
Halaman
Cover..........................................................................................................   
Kata Pengantar...........................................................................................    I
Daftar Isi...................................................................................................      II
BAB I ........................................................................................................     1
Pendahuluan ............................................................................................   
Latar Belakang...............................................................................     1
Rumusan Masalah..........................................................................     1
Tujuan............................................................................................     2
BAB II ......................................................................................................     3
Pembahasan ............................................................................................    
Diksi..............................................................................................      3
Pengertian Diksi............................................................................      3
Syarat-syarat ketepatan Diksi.......................................................      4
Elemen-elemen diksi.....................................................................      7
Fonem...........................................................................................      7
Silabel...........................................................................................      7
Konjungsi......................................................................................      7
Hubungan......................................................................................     8
Kata Benda....................................................................................     8
II
Kata Kerja......................................................................................                 8
Infleksi...........................................................................................     8
Uterans...........................................................................................     9
BAB III......................................................................................................    10
Penutup.....................................................................................................
Simpulan.........................................................................................    10
Daftar Pustaka............................................................................................                IV














III
BAB II
PEMBAHASAN
A.   Diksi
1.     Pengertian Diksi
 Diksi adalah pilihan kata yg tepat dan selaras (untuk penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan[[1]]. Ketepatan dalam pemilihan kata paling tidak melibatkan tiga komponen, yaitu komponen bentuk, makna dan situasi[[2]]. Seorang pengarang, khususnya penyair haruslah mempunyai kemampuan yang bagus dalam pemilihan kata yang dia pakai agar dia dapat dengan mudah mengungkapkan apa yang dia pikirkan dan rasakan sehingga menimbulkan apresiasi positif dari para pembaca atau pendengar.
Dengan kemampuan itu seorang pengarang atau penyair dapat menghasilkan suatu karya yang waah bagi kebanyakan pencinta sastra. Coba saja kita bayangkan bagaimana jika seorang penyair dan penulis hebat seperti Chairil Anwar mengganti baris sajakya yang berbunyi Aku ini binatang jalang menjadi Hamba ini binatang yang liar [[3]] tentu kesan yang muncul tidak akan seekspresif kalimat yang pertama tadi.
Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :
a)      Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.
b)      Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.
c)      Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
d)     Mencegah perbedaan penafsiran.
e)      Mencagah salah pemahaman.
f)       Mengefektifkan pencapaian target komunikasi[[4]].

2.     Syarat-syarat ketepatan diksi
Ketepatan merupakan sebuah kemampuan yang harus dimiliki seorang penulis atau pembicara dalam menentukan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih kata-katanya untuk mencapai maksud tersebut. Ketepatan dalam pemilihan kata tentu tidak akan menimbulkan kesalah pahaman seorang pembaca atau pendengar mengenai maksud yang ingin disampaikan oleh penulis atau pembicara.
Selain ketepatan yang harus diperhatikan oleh seorang penulis atau pembicara dalam hal pemilihan kata adalah kecermatan dan juga keserasian[5] dalam hal penulisan dam pengucapan kalimat karena, efektivitas komunikasi menuntut pesyaratan yang harus di penuhi oleh pengguna bahasa, yaitu kemampuan memilih kata yang sesuai dan bagus dengan tuntutan komunikasi.
Adapun syarat-syarat dalam pemilihan kata adalah :
1)        Bisa membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Denotasi ialah kata yang bermakna lugas atau tidak bermakna ganda. Sedangkan konotasi ialah kata yang dapat menimbulkan bermacam-macam makna.
Contoh :
·         Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi.  (Denotasi)
·         Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi)

2)        Dapat membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
·         Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha?
·         Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha.

3)        Mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya.
·         Intensif – insensif                        
·         Karton – kartun                            
·         Korporasi – koperasi                    
4)        Tidak menafsirkan makna kata secara subjektif berdasarkan pendapat sendiri, jika pemahaman belum dapat dipastikan.
Contoh :
·         Modern : canggih    (secara subjektif)
·         Modern  : terbaru atau muktahir (menurut kamus)
·         Canggih : banyak cakap, suka menggangu, banyak mengetahui, bergaya intelektual (menurut kamus)

5)        Waspada terhadap penggunaan imbuhan asing.
Contoh :
·         Dilegalisir seharusnya dilegalisasi.
·         Koordinir seharusnya koordinasi.

6)        Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.
Contoh :
Pasangan yang salah
Pasangan yang benar
tidak ..... melainkan....
tidak ..... tetapi
antara..... dengan.....
antara ..... dan
bukan..... tetapi .....
bukan ..... melainkan
baik..... ataupun .....
baik ..... maupun .....

7)        Membedakan kata umum dan kata khusus secara cermat.
Kata umum adalah sebuah kata yang mengarah kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengarah kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan konkret.
Contoh :
·         Kata umum     :    melihat
·         Kata khusus    :    melotot, melirik, mengintai, mengamati, mengawasi, menonton, memandang, menatap.
8)        Selalu memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
Contoh :
·         Isu (berasal dari bahasa Inggris “issue”) berarti publikasi, perkara.
·         Isu (dalam bahasa Indonesia) berarti kabar yang tidak jelas asal-usulnya, kabar angin, desas-desus.

9)        Dapat menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi.
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki arti sama.
Homofoni adalah kata yang mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda tulisan, dan berbeda makna.
Homografi adalah kata yang memiliki kesamaan tulisan, berbeda bunyi, dan berbeda makna.
Contoh :
·         Sinonim : Hamil (manusia) – Bunting (hewan)
·         Homofoni : Bank  (tempat menyimpan uang) – Bang (panggilan kakak laki-laki)
·         Homografi : Apel (buah) – Apel (upacara)

10)    Bisa menggunakan kata abstrak dan kata konkret secara cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret mempunyai referensi objek yang diamati.
Contoh :
·         Kata abstrak
Kebaikkan seseorang kepada orang lain merupakan sifat terpuji.
·         Kata konkret
APBN RI mengalami kenaikkan lima belas persen.

B.   Elemen-elemen Diksi
Diksi terdiri dari delapan elemen yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans[[6]].
1.      Fonem
Fonem merupakan sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna. Contoh Harus-Arus maka dalam hal ini /h/ menjadi pembeda dalam membedakan arti harus dan arus. Umumnya fonem berbentuk bunyi (suara) dan terdiri atas vokal dan konsonan. Vokal adalah bunyi ujaran yang tidak mendapat rintangan saat dikeluarkan dari paru paru, sedangkan Konsonan adalah bunyi ujaran yang mendapatkan rintangan saat dikeluarkan dari paru paru.
2.      Silabel
Silabel adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari satu fonem atau urutan fonem. Silabel bisa juga disebut sebagai suku kata
3.      Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau kalimat-kalimat dan sebagainya, dan tidak untuk tujuan atau maksud lain.
Fungsi konjungsi menghubungkan :
·         Kata dengan kata.
·         Frasa dengan frasa.
·         Klausa dengan klausa.
·         Kalimat dengan kalimat.
·         Paragraf dengan pragraf (konjungsi antarparagraf dinamakan transisi)
4.      Hubungan
Hubungan berfungsi untung menyatukan kata dengan kata yang lain agar sesuai dan menjadi kalimat yang padu. Hubungan juga merupakan bentuk kelanjutan dari konjungsi yang menyatukan kata-kata menjadi sebuah kalimat.
5.      Kata Benda
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Kata benda dapat dibagi menjadi dua: kata benda konkret untuk benda yang dapat dikenal dengan panca indera (misalnya buku), serta kata benda abstrak untuk benda yang menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran (misalnya cinta).
6.      Kata Kerja
Verba atau kata kerja adalah bagian kata yang menyatakan suatu kegiatan atau perbuatan serta pengalaman yang dilakukan oleh anggota tubuh atau pun juga yang dirasakan oleh panca indera serta organ dalam tubuh manusia. Selain itu, kata kerja juga berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
7.      Infleksi
Infleksi adalah perubahan bentuk kata tanpa mengubah makna kata itu. Secara khusus perubahan bentuk sebuah kata kerja dengan tepat mempertahankan identitas kata kerja itu, sama saja artinya dengan mengubah bentuk kata itu, tetapi makna kata seperti yang terkandung dalam kata itu tidak berubah, seperti contoh dibawah ini:
Menulis- ditulis- ku tulis- kau tulis- kami tulis
Melihat- dilihat- ku lihat- kau lihat- kami lihat
Membaca- dibaca- ku baca- kau lihat- kami lihat
Mencari- dicari- ku cari- kau cari- kami cari
Memukul- dipukul- ku pukul- kau pukul- kami pukul
Bentuk kata menulis, melihat, membaca, mencari, dan memukul beserta semua variasinya itu merupakan sebuah infleksi karena identitas kata-kata tersebut sebagai kata kerja dengan pengertian yang ada pada tiap bentuk kata itu tidak berubah kecuali bentuk terkait me- yang secara berurutan diganti dengan di, ku, kau, dan kami  yang mengubah makna pelakunya, namun tidak merubah makna kata kerjanya[[7]].
8.      Uterans









BAB III
PENUTUP
Simpulan
            Bahasa Indonesia mempunyai banyak sekali tata peraturan, baik dari segi penulisan maupun penuturannya, salah satunya adalah dalam pemilihan kata atau yang biasa dikenal dengan istilah diksi. Diksi adalah sebuah pemilihan kata yang dilakukan oleh penulis atau pembicara untuk menghsilkan suatu perkataan atau tulisan yang tentunya dapat dimengerti oleh kebanyakan orang, selain itu juga didalam pemilihan kata haruslah memerhatikan beberapa syarat agar kalimat yang dihasilkan itu menjadi bagus dan sesuai dengan tatanan bahasa indonesia diantaranya adalah bisa membedakan secara cermat denotasi dan konotasi, dapat membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim, dapat menggunakan dengan cermat kata bersinonim, berhomofoni, dan berhomografi, dll.
     Selain itu, didalam diksi masih ada juga unsur-unsur yang membangun sebuah pemilihan sebuah kata, yaitu  fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi, dan uterans.



[1]  Anton M. Moleno, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia. edisi kedua (Jakarta: Balai Pustaka) hal 23
[2]  Mustakim, Penggunaan Bahasa yang Efektif dalam Karya Tulis. Edisi pertama (Jakarta: Akademika Pressindo 1993) hal 70
[3]  Hasanuddin WS, dkk, Ensiklopedia Sastra Indonesia. Jilid pertama (Bandung: Percetakan Angkasa) hal 218
4 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa. (Jakarta : Gramedia 2006)

[5] M. Zubad Nurul Yakin, Al-Qur’an sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia. Cetakan Pertama (Malang: UIN Malang press 2009) hal 83
 [6]  Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa. (Jakarta : Gramedia 2006)
[7]  Boelan Tsabit https://www.academia.edu/6827361/Derivasi_dan_Infleksi diakses pada tanggal 05 oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar