TUGAS TERSTRUKTURAL
Ilmu Alamiah Dasar
|
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH
Nauriatul Muharramah, SEI, M.Pd.i
|
Biologi, fisika, dan kimia
Oleh :
Nama
|
NIM
|
Mujahid
|
|
M. Maulidin Hanafi
|
|
M. Hasbi As-Siddiqy
|
|
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
BANJARMASIN
1436 H/2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillahi
rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam karena atas berkat
rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya yang telah dianugrahkan-Nya kepada kami
berupa akal dan fikiran yang jernih sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
makalah yang sangat sederhana ini.
Shalawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada sang figur ummat, pembawa rahmat yang telah
membawa ummat manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang
seperti sekarang ini yaitu Nabiyullah Muhammad SAW.
Kemudian terima
kasih juga kami ucapkan kepada ibu Nauriatul Muharramah, SEI, M.Pd.i selaku
dosen mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk melakukan pengkajian mengenai ilmu-ilmu yang menyangkut alam sekitar
beserta komponen-komponennya.
Terakhir, kami
juga menyadari bahwa apa yang kami tulis didalam makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan dan kesalahan baik dari segi bahasa, penulisan, analisis
atau bahkan isinya. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Banjarmasin,28
September 2015
Tim penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Cover .......................................................................................................
Kata
Pengantar........................................................................................... I
Daftar
Isi.................................................................................................... II
BAB
I.............................................................................................
Pendahuluan................................................................................... 1
Latar
Belakang........................................................................................... 1
Rumusan
Masalah...................................................................................... 1
Tujuan
Penulisan........................................................................................ 2
BAB
II............................................................................................
Pembahasan.................................................................................... 3
Biologi........................................................................................................ 3
Pengertian Biologi...................................................................................... 3
Struktur Keilmuan
Biologi......................................................................... 3
Perkembangan Biologi dalam
Persfektif
Islam......................................... 3
Fisika.......................................................................................................... 5
Pengertian
Fisika........................................................................................ 5
Ruang Lingkup Fisika................................................................................ 5
Perkembangan Fisika dalam
Perspektif
Islam........................................... 5
Kimia.......................................................................................................... 8
Pengertian
Kimia........................................................................................ 8
Cabang-cabang Ilmu
Kimia........................................................................ 8
Perkembangan Kimia dalam Perspektif
Islam........................................... 9
BAB
III........................................................................................... 11
Penutup........................................................................................... 11
Kesimpulan................................................................................................. 11
Daftar
Pustaka............................................................................................. IV
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Alam
semesta dan isinya ini, termasuk bumi tidaklah diciptakan dengan sekejap mata,
melainkan melalui sebuah proses yang panjang dan waktu yang sangat lama. Sampai
saat ini tidak ada satu ilmuan pun yang dapat mengungkap berapa lama tepatnya
bumi dan alam semesta ini diciptakan serta berapa luasnya jagat raya ini.
Namun, mereka dapat mempelajari segala proses ini melalui ilmu-ilmu alamiah
murni yang mendasar . Oleh karena itu,ilmu ini sangatlah besar manfaatnya bagi
proses untuk mengenali alam semesta beserta komponennya.
Ilmu-ilmu
ini dalam perkembangan selanjutnya memecah menjadi beberapa cabang ilmu lagi
yang bisa berkembang lagi menjadi ilmu yang baru sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan zaman. Namun, diantara ilmu-ilmu diatas tadi yang menjadi sumber
utamanya adalah fisika karena banyak ilmuan menyebut bahwa fisika merupakan
ilmu yang mendasari segala ilmu alam lainnya bahkan juga tak sedikit cabang
ilmu baru lahir atas pencampuran ilmu fisika dan ilmu alamiah lainnya.
Selain
itu, jauh sebelum adanya alam semesta beserta isinya ini didalam Al-Qur’an
sudah dijelaskan mengenai ilmu-ilmu diatas tadi secara terperinci. Namun, yang
disayangkan adalah hanya beberapa tokoh islam pada zamannya saja yang dapat
mengembangkannya setelah mereka wafat pemikiran-pemikiran yang mereka tuangkan
kedalam kitab-kitab seolah lenyap ditelan bumi, padahal banyak ilmuan dari
non-muslim yang mengembangkan buah pemikiran mereka.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas maka kami rumuskan permasalahan yang akan kami bahas
didalam tulisan ini:
1. Apa sajakah ilmu alamiah murni itu..?
2. Bagaimana pandangan islam mengenai ilmu
itu..?
C.
Tujuan Penulisan
Dalam
setiap pekerjaan yang dilakukan seseorang pastilah mempunyai tujuan yang ingin
dicapai pada akhir pekerjaan itu, begitu pula dalam penulisan makalah ini kami
menginginkan tercapainya tujuan yang sederhana dalam penulisan ini yaitu:
1. Mengetahui apa itu ilmu alamiah murni
2. Mengetahui bagaimana pandangan islam
mengenai ilmu alamiah murni
BAB II
PEMBAHASAN
1. Biologi
A. Pengertian Biologi
Kata Biologi berasal
dari bahasa Yunani yaitu ‘Bios’ yang berarti makhluk hidup atau kehidupan dan
‘Logos’ yang berarti ilmu pengetahuan. Dari asal-usul kata tersebut biologi
bisa kita artikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang segala hal
yang berhubungan dengan makhluk hidup dan kehidupan.
Biologi
merupakan salah satu ilmu dasar yang ikut menentukan kemajuan dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan belajar biologi kita akan
mempunyai kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kreatif dalam memecahkan
masalah. Ilmu biologi ini juga sangat berpengaruh dan berguna bagi kehidupan
manusia, seperti halnya biologi banyak di gunakan untuk berbagai bidang
kehidupan, seperti pertanian, peternakan, perikanan, kedokteran, dan lain
sebagainya.
B. Struktur Keilmuan Biologi
Dalam
ilmu biologi, terdapat 3 aspek keilmuan dalam membangun struktur keilmuan
biologi, yaitu di antaranya :
1
Aspek
Ontologi (aspek keilmuan), yaitu aspek yang di pelajari biologi adalah makhluk
hidup.
2
Aspek
Metodologi (cara mempelajari), yaitu cara belajar biologi dengan metode ilmiah.
3
Aspek
Aksiologi (manfaat ilmu), yaitu ilmu biologi yang mempunyai manfaat bagi ilmu
itu sendiri dan bagi manusia.
C. Perkembangan
Biologi Dalam Persfektif Islam
Bila ditelusuri ayat-ayat Alquran,
akan dijumpai sekitar 854 kali kata ilmu disebut dalam berbagai bentuk dan
arti. Itu membuktikan bahwa ayat-ayat Alquran tidak satu pun yang menentang
ilmu pengetahuan, tetapi sebaliknya banyak ayat-ayat Alquran mengungkapkan dan
menekankan kepentingan ilmu pengetahuan. Bahkan salah satu pembuktian tentang
kebenaran Alquran adalah ilmu pengetahuan dan berbagai disiplin yang
diisyaratkan. Memang terbukti, bahwa sekian banyak ayat-ayat Alquran yang berbicara
tentang hakikat-hakikat ilmiah yang tidak dikenal pada masa turunnya, namun
terbukti kebenarannya di tengah-tengah perkembangan ilmu, seperti: (a) Teori
tentang expanding universe (kosmos mengembang),( QS: Az-Zariat:
47), (b) Matahari adalah planet yang bercahaya sedangkan bulan adalah pantulan
cahaya matahari. (QS: Yunus: 5), Bumi bergerak mengelilingi matahari ...(QS:
An-Naml: 88), (c) Zat hijau daun (klorofil) yang berperan dalam mengubah tenaga
radiasi matahari menjadi tenaga kimia melalui proses fotosintesis sehingga
menghasilkan energi (QS: Yaasin: 80). Bahkan, istilah Al-Quran al-syajar
al-akhdhar(pohon yang hijau) justru lebih tepat mengacu kepada klorofil
(hijau daun), karena zat tersebut bukan hanya terdapat dalam daun, tetapi di
semua bagian pohon, dan (d) Bahwa manusia diciptakan dari sebagian kecil sperma
pria dan setelah fertilisasi (pembuahan) berdempet di dinding rahim
(QS:At-Thariiq: 6 dan 7 dan surah al-‘Alaq: 2), serta banyak lagi yang lain
tidak mungkin dikemukakan satu persatu, sehingga tepat sekali kesimpulan yang
dikemukakan Dr. Murice Bucaille, bahwa tidak satu ayat pun dalam Alquran yang
bertentangan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Bahkan, teori evolusi Darwin yang
dianggap sebagai penemuan terbesar dan mengagumkan. Padahal, Abdul Rahman Ibn Khaldun, lima abad sebelum
Darwin, telah menulis dalam bukunya yang berjudul Muqaddimah tentang hal yang sama. Apa yang telah para penulis
muslim tempo dulu kemukakan merupakan bukti sikap positif islam terhadap ilmu
pengetahuan. Umat Islam adalah yang pertama menyatukan seluruh ilmu pengetahuan
warisan kemanusiaan, kemudian dikembangkan dengan menambah berbagai unsur yang
kelak menjadi benih-benih ilmu pengetahuan moderan seperti aljabar, penemuan
lensa tentang cahaya kimia, dan menciptakan berbagai instrumen teknis seperti
alembic (al-anbiq) untuk distilasi parfum. Oleh karena itu tidak benar
penilaian subyektif beberapa sarjana barat bahwa kaum muslim dahulu
kurang/kekurangan kreatifitas dan orisinalitas dalam ilmu pengetahuan. Memang
diakui sumbangan kekayaan falsafah Yunani juga dan yang lain, namun dalam ilmu
pengetahuan empiriklah Islam memberikan kontribusi yang amat menentukan.
2. FISIKA
A. Pengertian Fisika
Fisika berasal dari bahasa
Yunani yaitu fysikós yang berarti alamiah, dan juga
kata fýsis yang berarti alam, jadi fisika adalah
suatu ilmu yang mempelajari tentang alam dalam makna yang luas. Fisika sering
disebut sebagai ilmu paling mendasar,
karena setiap ilmu alam lainnya seperti biologi, kimia, geologi dan
lain-lain yang mempelajari jenis sistem
materi tertentu yang mematuhi hukum
fisika.
Fisika
mempelajari segala bentuk gejala alam yang tidak hidup ataupun materi dalam lingkup ruang dan waktu.
Para fisikawan atau ahli
fisika mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam,
mulai dari partikel kecil bagian yang membentuk segala materi hingga perilaku
materi alam semesta sebagai satu kesatuan
yang luas.
B.
Ruang lingkup fisika
Fisika adalah salah satu ilmu
pengetahuan alam dasar yang banyak digunakan sebagai dasar bagi ilmu-ilmu
yang lain. Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam
secara keseluruhan. Fisika mempelajari materi, energi, dan fenomena
atau kejadian alam, baik yang bersifat makroskopis (berukuran besar, seperti
gerak Bumi mengelilingi Matahari) maupun yang bersifat mikroskopis
(berukuran kecil, seperti gerak elektron mengelilingi inti)
yang berkaitan dengan perubahan zat atau energi.
Fisika menjadi dasar berbagai
pengembangan ilmu dan teknologi. Kaitan antara fisika dan disiplin ilmu
lain membentuk disiplin ilmu yang baru, misalnya dengan ilmu
astronomi membentuk ilmu astrofisika, dengan biologi membentuk biofisika,
dengan ilmu kesehatan membentuk fisika medis, dengan ilmu bahan membentuk fisika
material, dengan geologi membentuk geofisika, dan lain-lain.
C.
Perkembangan Ilmu Fisika dalam Perspektif Islam
Kaum muslimin meyakini bahwa semua
ilmu pengetahuan berasal dari Allah dan Al-Qur'an yang merupakan Kalamullah. Pengetahuan
tentang zat, energi, ruang waktu dan interaksi benda-benda di alam ini sering
disebut dengan fisika.
Untuk ilustrasi ada 3 contoh disini :
Untuk ilustrasi ada 3 contoh disini :
1. Teori bahwa bumilah yang pusat tata surya
(geosentris), bahkan alam semesta , karena di Al Qur'an tidak pernah
menyebutkan ada ayat menyatakan bumi beredar, tetapi matahari, bulan, dan
bintanglah yg beredar seperti didalam surah ibrahim ayat 33. Teori ini bahkan
didukung seorang syeikh terkemuka dari Arab Saudi, yg memfatwakan bahwa percaya
kepada teori heliosentris bisa menjerumuskan pada kemusyrikan.
2. Teori bahwa besi magnet dapat digunakan sebagai
pembangkit energi yg tak ada habisnya, dengan dalil surah al hadid ayat 25 yang
menyatakan bahwa Allah menciptakan besi yg di dalamnya terdapat kekuatan yang
hebat, yang ia tafsirkan sebagai energi.
3. Teori 7 lapis atmosfir, karena dikatakan hujan turun
dari langit (QS:Al-Fatiir:27) sedangkan Allah menciptakan tujuh langit (QS
Al-Fussilat:12), sehingga hujan itu terjadi pada lapis langit pertama.
Dengan melihat teori dan klaim
tersebut, sepertinya mereka mengulang apa yg pernah dilakukan kaum mutakalimin
(Pencipta filsafat) di masa lalu, yg mencari-cari suatu kesimpulan hanya
berdasarkan asumsi, sekalipun asumsi itu berasal dari suatu ayat Qur'an yg
ditafsirkan secara subyektif. Tentu saja, cara berpikir mutakalimin seperti ini
tidak pernah menghasilkan terobosan ilmiah yang hakiki, apalagi dapat dipakai untuk keperluan praktis.
Sedangkan dari tokoh muslim ada Ibnu
Al-Haytsam (al-Hazen), beliau adalah salah satu pioner modern ketika
menerbitkan bukunya pada tahun 1021 M. Dia menemukan bahwa proses melihat
adalah jatuhnya cahaya ke mata, bukan karena sorot mata sebagaimana diyakini
orang sejak zaman Aristoteles. Dalam kitabnya Al-Haytsam menunjukkan berbagai
cara untuk membuat teropong dan juga kamera sederhana (Camera obscura).
Selain itu, ada juga Abdurrahman
al-Khazini dengan sederet buah pikir yang dicetuskannya tetap abadi sepanjang
zaman. Al-Khazini merupakan seorang ilmuwan muslim yang mencetuskan beragam
teori penting dalam sains seperti: metode ilmiah eksperimental dalam mekanik;
energi potensial gravitasi; perbedaan daya, masa dan berat; serta jarak
gravitasi.
“Teori keseimbangan hidrostatis yang
dicetuskannya telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah. al-Khazini adalah
salah seorang saintis terbesar sepanjang masa,” ungkap Robert E Hall (1973)
dalam tulisannya berjudul ”al-Khazini” yang dimuat dalam A Dictionary
of Scientific Biography Volume VII.
3. Kimia
A. Pengertian
Kimia
Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan
alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, susunan, sifat,
dan perubahan materi serta energi yang meyertainya. Jika fisika sering disebut ilmu dasar, maka kimia disebut
sebagai ilmu pusat karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi.
B.
Cabang-cabang ilmu kimia
Setiap keilmuan pastilah mempunyai beberapa bagian lagi, layaknya sebuah
pohon yang mempunyai ranting-ranting disekelilingnya. Dalam hal pembahasan
disini kami hanya akan mengupas beberapa cabang dari ilmu kimia yang
lebih spesifik berperan bagi kehidupan manusia seperti kimia fisika, kimia
anorganik, kimia organik, biokimia, kimia lingkungan, kimia bahan makanan,
serta kimia analitik. Namun, kami hanya akan menguraikan pengertiannya
saja tanpa bisa menyebutkan contohnya dikarenakan keterbatasan pengetahuan
kami.
- Kimia Fisika: Kimia fisika adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari struktur, sifat, dan perubahan kimia suatu zat serta perubahan energi yang menyertai perubahan kimia tersebut.
- Kimia Anorganik: Kimia anorganik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari unsur-unsur pembentuk senyawa, sifat unsur, dan senyawanya, penggunaan dan pembuatannya.
- Kimia Organik: Kimia organik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari struktur dan pembentukan senyawa karbon, termasuk reaksi yang terlibat, mekanisme reaksi, dan ikatan serta kekuatan ikatan antar atom dalam senyawa karbon tersebut.
- Kimia Lingkungan: Kimia lingkungan adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang interaksi yang melibatkan zat dan reaksi kimia di alam, serta polusi di alam.
- Kimia Analitik: Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang mengkaji tentang analisis zat atau senyawa, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, meliputi sampling, penyiapan sample siap ukur, pengukuran, pemisahan, peralatan untuk keperluan pengukuran dan sebagainya.
- Biokimia: Biokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari zat kimia serta reaksi kimia yang menyertai proses-proses biologi seperti proses metabolisme dalam tubuh, (reaksi enzimatik, penguraian atau hidrolisis protein, karbohidrat dan lemak).
- Kimia Makanan: Kimia makanan adalah cabang ilmu kimia yang fokus pada kajian mengenai komposisi kimia, reaksi kimia, dan proses kimia dalam makanan. Makanan yang dimaksud meliputi makro nutrisi, mikro nutrisi, dan zat aditif dalam makanan.
C. Perkembangan Ilmu Kimia dalam Perspektif Islam
Ilmu kimia merupakan sumbangan
penting yang telah diwariskan para kimiawan Muslim di abad keemasan bagi
peradaban modern. Para ilmuwan dan sejarah Barat pun mengakui bahwa
dasar-dasar ilmu kimia modern diletakkan para kimiawan Muslim. Tak heran, bila
dunia menyebut kimiawan Muslim bernama Jabir Ibnu Hayyan sebagai 'Bapak Kimia
Modern'. "Para kimiawan Muslim adalah pendiri ilmu kimia," cetus
Ilmuwan berkebangsaan Jerman di abad ke-18 M. Tanpa banyak basa-basi, Will
Durant dalam bukunya The Story of Civilization IV: The Age of Faith, juga
mengakui bahwa para kimiawan Muslim di zaman kekhalifahanlah yang meletakkan
fondasi ilmu kimia modern.
Menurut Durant, kimia merupakan ilmu
yang hampir seluruhnya diciptakan oleh peradaban Islam. Dalam bidang ini
(kimia), peradaban Yunani (seperti kita ketahui) hanya sebatas melahirkan
hipotesis yang samar-samar. Sedangkan, peradaban Islam telah memperkenalkan
observasi yang tepat, eksperimen yang terkontrol, serta catatan atau dokumen
yang begitu teliti paparnya.Tak hanya itu, sejarah mencatat bahwa peradaban
Islam di era kejayaan telah melakukan revolusi dalam bidang kimia.
Muhammad Ibn
Zakariya ar-Razi termasuk salah satu diantara para ilmuwan Muslim
yang berjasa melakukan revolusi dalam ilmu kimia. Dalam karyanya berjudul,
Secret of Secret, Ar-Razi mampu
membuat klasifikasi zat alam yang sangat bermanfaat. Ia membagi zat yang ada di
alam menjadi tiga, yakni zat keduniawian, tumbuhan, dan zat binatang. Ar-Razi pun tercatat mampu membangun dan
mengembangkan laboratorium kimia bernuansa modern. Ia menggunakan lebih dari 20 peralatan laboratorium pada saat itu. "Ar-Razi merupakan ilmuwan pelopor yang menciptakan laboratorium modern,"
ungkap Anawati dan Hill.
Bahkan,
peralatan laboratorium yang digunakannya pada zaman itu masih tetap dipakai
hingga sekarang. "Kontribusi yang diberikan Ar-Razi dalam ilmu kimia sungguh luar biasa penting," cetus Erick John
Holmyard (1990) dalam bukunya, Alchemy. Berkat Al-Razi pula industri
farmakologi muncul di dunia.
Sejarah
peradaban Islam pun juga merekam
kontribusi Al-Biruni (wafat 1051 M) dalam bidang kimia dan farmakologi. Dalam Kitab Al-Saydalah (Kitab Obat-obatan), dia menjelaskan secara detail
pengetahuan tentang obat-obatan. Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya
peran farmasi dan fungsinya. Begitulah, para kimiawan Muslim di era kekhalifahan berperan melakukan revolusi dalam ilmu kimia.
Dulu dunia
islam sangat maju sebelum terjadi perang salib, mulai dari ilmu kedokteran,
kimia, biologi, sosial, ilmu perbintangan/astronomi, aljabar, science, filsafat
dll semua ada di perpustakaan baghdad irak. Dimana selama masa perang salib, banyak buku-buku islam yang diambil dan dibawa serta sebagian lain dibakar dan dibuang ke sungai tigris oleh pasukan salib. Jadi, hampir semua teknologi dan science yang ada di tangan orang-orang barat saat ini berasal dari kebudayaan Islam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas dapatlah kami simpulkan bahwa ilmu pengetahuan(Sains) begitu berharga dan berperan
besar didalam proses kehidupan manusia baik itu untuk memenuhi kebutuhannya
maupun juga untuk kemaslahatan orang disekitarnya. Islam juga sangat menghargai
apa itu ilmu pengetahuan dan sangat menganjurkan umatnya untuk tidak hanya
menjaga dan melestarikan alam ini tetapi juga untuk menghayati dan mengkaji
apa-apa yang ada di bumi ini melalui ilmu-ilmu yang spesifik mengarah kepada
hal itu.
Daftar
Pustaka
Arsyad, M.
Natsir, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah.1989.Cetakan Pertama. Bandung: PT. Mizan.
Shihab, M.
Quraish, Membumikan Al-Quran. 1992.Cetakan Kedua. Bandung: PT.
Mizan.
Baiquni,
A, Islam Dan Ilmu Pengetahuan Modern. 1983. Cetakan Pertama.
Jakarta: Penerbit Pustaka.
Kardiawarman, dkk, Ensiklopedi
Sains & Kehidupan. 2003. Jakarta:
Tarity Samudra Berlian.
Saputro, Agung Nugroho Catur,
Nugroho, Irwan, Bertualang di Dunia Kimia.
2008. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, halaman 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar